Siswa kelas V SD Al Firdaus Solo berhasil membuat alat deteksi gempa bumi yang kemudian dipamerkan dalam ajang Science Fair di sekolah setempat, Kamis (22/5/2025). Selain alat deteksi gempa, dalam ajang tersebut juga terdapat puluhan produk berbasis sains yang dipamerkan oleh 300-an siswa kelas I-V.
Siswa kelas V A sekaligus inisiator pembuat alat deteksi gempa, Diva Rizki Wibawa, mengatakan alat deteksi gempa yang ia beri nama Eartquake Detector BNTH ini dibuat bersama tiga orang temannya hanya dalam waktu lima hari. Ide membuat alat ini, lanjut dia, muncul karena masih minimnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya bencana gempa bumi.
“Ide ini muncul dari saya, karena saya merasa kesadaran masyarakat terhadap bencana gempa bumi masih rendah. Makanya dengan dibikin alat ini ketika terjadi gempa masyarakat bisa lebih siap,” kata dia saat diwawancarai Espos di lokasi.Diva menjelaskan alat deteksi gempa ini akan berbunyi ketika terjadi guncangan. Hal ini dikarenakan besi yang dibuat seperti bandul menyentuh panel besi yang dialiri listrik dari baterai.
“Ini papan miniatur perkotaan, jika digoyang-goyang akan berbunyi tit, tit, tit. Ini karena besi [bandul] itu bersentuhan dengan panel yang ada listriknya sehingga memicu sensor suara untuk berbunyi,” jelas dia.
Menurut dia, alat deteksi gempa sederhana yang dia dan teman-temannya berhasil buat masih bisa dikembangkan lebih jauh lagi. Dia berencana alat ini ke depan bisa terkoneksi dengan telepon pintar dan bilamana terjadi gempa akan otomatis mengirim sinyal ke pemilik telepon pintar. Dia menilai dengan digelarnya Science Fair ini, dia dan teman-temannya di SD Al Firdaus Solo semakin terasah kemampuan dalam berkomunikasi dan kerja sama tim. Selain itu, kemampuan riset dan berpikir kritisnya dalam semakin bertambah.
“Kami dapat banyak hal di acara ini, mulai dari communications skill, team work, thinking skill, dan research skill semakin terasah. Yang paling penting belajar memberikan kebermanfaatan dari ilmu yang kita miliki,” jelas dia.
Penyedot Debu
Selain alat deteksi gempa, salah satu karya siswa yang menarik perhatian pengunjung adalah mesin penyedot dibuat yang dibuat tiga siswi dari kelas V A. Ketua kelompok siswa tersebut, Aqila Safea Gunawan, mengatakan vacuum cleaner yang dibuat terinspirasi dari konten di Youtube dan Tiktok.
Ditambah, dia bersama teman-temannya sering dibuat resah dengan kondisi lingkungan yang berdebu. Sehingga muncul ide untuk membuat alat penyedot debu agar lingkungan menjadi lebih bersih dan bebas debu.
“Inspirasinya dari YouTube dan TikTok, mesin ini kami buat dengan bahan kardus di mana di dalamnya ada mesin penyedot debu dan tampungan debu. Nanti kalau dinyalakan alatnya bakal jalan sendiri dan menyedot debu dengan energi listrik dari batu baterai,” kata dia.
Aqila menilai alat yang dibuat selama dua pekan ini masih terdapat beberapa kekurangan, di antaranya belum bisa berbelok otomatis, tabung penampungan yang kurang besar, dan lubang saluran debu yang perlu diperbesar. Ke depan, dia dan tim berencana memperbaiki kekurangan tersebut agar alat ini bisa lebih maksimal.
“Science Fair ini seru dan menyenangkan. Karena kita bisa belajar berkreasi dan hasil dari kreasi kita bisa bermanfaat karena bisa membersihkan lingkungan,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua Panitia Science Fair 2025, Nur Leni, mengatakan melalui acara ini sekolah ingin menanamkan karakter percaya diri, rasa ingin tahu yang tinggi, dan kebermanfaatan bagi sesama. Di samping itu, siswa juga diajarkan tentang thinking skill, communications skill, dan research skill.
“Harapan kami siswa ke depan bisa lebih berpikir kritis dalam menghadapi permasalahan di kehidupan sehari-hari. Karena sains pada dasarnya bukan cuma hafalan, tapi menjadi bagian penting dari penyelesaian masalah sehari-hari,” kata dia.
Sumber : https://news.espos.id/tampil-di-science-fair-2025-siswa-sd-al-firdaus-solo-bikin-alat-deteksi-gempa-2098609