Suka Duka Dalam Pendampingan Anak Saat Belajar daring
(Dian Kusuma: Orang tua dari siswa PYP Al Firdaus)
Dian Kusuma merupakan penulis dalam kisah nyata ini. Ibu dari 1 orang anak bernama Athaya Elfrida yang saat ini duduk di Grade 3 SD Alfirdaus Surakarta. Dengan latar belakang pekerjaan sebagai IRT dan Ayah bekerja di salah satu perusahaan swasta di Kota Solo. Kisah ini tentang suka duka yang kami alami dalam pendampingan anak saat belajar daring karena Pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak 2 Maret 2020 telah berdampak pada berbagai aspek kehidupan terutama pendidikan. Anak–anak yang mestinya banyak belajar di sekolah didampingi oleh guru dan bermain dengan teman sebayanya kini seolah dipaksa untuk belajar sekaligus bemain dirumah. Banyak menghabiskan waktu di rumah tanpa ada sosialisasi dengan guru maupun teman-temannya di sekolah.
Hal inilah yang mendorong kami selaku orang tua untuk senantiasa belajar dan melakukan pendampingan extra dalam belajar, bermain dalam kesehariannya di rumah. Kami sadar bahwa pada dasarnya pendidikan bukan sekedar tugas dan kewajiban sekolah (guru) semata melainkan kerjasama yang baik antara sekolah dan orang tua. Orang tua tidak hanya menyediakan fasilitas belajar tetapi juga menjadi guru yang memberikan pendidikan dan pengajaran di rumah. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan tentunya tidaklah mudah, tetapi menjadi ibu sekaligus guru serta teman bermain bagi anak yang masih berusia 9 tahun, usianya yang masih terbilang kecil untuk merasakan pembelajaran daring bukanlah sesuatu yang mudah. Tetapi inilah tantangan bagi kami. Banyak hal yang saya pelajari dari sekolah, dan saya tularkan ke anak. Hal ini tentunya juga dukungan penuh dari kedua orang tua, bukan hanya tanggung jawab ibu semata.
Setiap orang tua pastilah menginginkan yang terbaik buat buah hatinya. Demikian juga dengan kami selaku orang tua. Kami ingin yang terbaik buat anak dalam hal agama, akademik bahkan dalam segi sosial. Inilah tantangan bagi kami, di sela-sela kesibukan sebagai ibu rumah tangga, dan ayahnya yang sering bekerja ke luar kota tetapi kami selalu sepakat memprioritaskan pendidikannya. Memang tidak mudah mengajar anak di rumah, saat anak sibuk melihat Televisi maupun saat pegang handphone dengan melihat video TikTok ataupun video dari Youtube, terkadang sampai lupa waktu dan asyik sendiri. Itulah kadang kami merasa kesulitan dan sedikit penyesalan, mengapa pandemi ini belum juga berakhir sampai sekarang? Tetapi kami juga mengambil hikmah atas situasi seperti sekarang ini.
Kami orang tua lebih dekat ke anak, ikut mendampingi belajar, bersama-sama menanamkan karakter yang baik, dan pasti pandemi ini bukan sesuatu yang patut disesali, tapi harus lebih menekankan ternyata pendidikan itu tidak hanya didapat dari sekolah, di rumahpun juga bisa menciptakan pendidikan, penanaman karakter serta interaksi yang baik antara orang tua dan anak.
Saat pertama kali menjadi seorang “Guru” sangat sulit bagi saya untuk menerima sebuah tanggung jawab yang sangat besar ini. Langkah apa saja yang harus saya lakukan, bagaimana cara anak menangkap dan yang paling penting adalah bagimana anak tetap tumbuh, berkembang dengan tugas dan tanggung jawabnya tanpa bukan pilihan tapi sebuah keharusan.
Beruntunglah anak kami sekolah di SD AlFirdaus, yang mendukung kemajuan pendidikan anak-anak, kerjasama yang baik antara sekolah, orang tua maupun anak-anak. Meski tidak belajar di kelas, tetapi anak difasilitasi belajar daring dengan zoom. Anak-anak bisa menerima pelajaran di rumah dengan tetap bertemu dengan guru dan kumpul serta melihat wajah teman-temannya melalui daring. Bahkan setiap pelajaran tersusun rapi dalam jadwal pelajaran yang diberikan.
Setiap 1 jam pelajaran ada waktu jeda untuk beristirahat. Guru-guru membimbing anak yang kesulitan belajar dengan sabar, membantu mereka mengerjakan tugas-tugas. Dan lebih menariknya lagi ada program Class Dojo yang disitu sangat mempermudah anak untuk mengulang materi pelajaran, mudah mengumpulkan tugas-tugas dan tentunya sangat mempermudah orang tua untuk mengecek maupun mengingatkan tugas ataupun materi yang tertinggal. Ada pula grub whatsapp yang digunakan orang tua serta guru yang saling berkomunikasi dan memantau kegiatan di rumah untuk terus menanyakan aktivitas salat, mengaji, murojaah dan belajar.
Harapan kami sebagai orang tua, semoga pandemi covid-19 ini segera berlalu, keadaan segera membaik dan anak-anak segera kembali belajar di sekolah. Jangan sampai keadaan buruk ini semakin tidak terkendali, karena semakin lama maka pendidikan dan tentunya anak-anak akan menjadi korban. Mari kita jaga kesehatan, tetap jaga protokol kesehatan dimana pun berada, jangan abai. Semua diawali dari diri kita sendiri. Utamakan kesehatan diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Mari bersatu melawan pandemi ini, demi pendidikan, demi anak-anak dan demi bangsa semoga segera terbebas dari segala kesulitan ini. Maju terus bangsa Indonesia, mari tingkatkan pendidikan dan cetak generasi bangsa yang Islami, berkarakter serta unggul dalam segala hal.