Pengajian Online Isra’ Mi’raj MYP-High School 1443H/ 2022M: “Jadikan Momen Isra’ Mi’raj untuk Menguatkan Kecintaan dan Meneladani Akhlak Nabi Muhammad SAW”
(Oleh: Aqiila Putri Prasetiati)
Ketika mendengar “Isra’ Mi’raj” apa yang terlintas dibenak kalian? Perintah salat? Perjalanan Rasulullah? Ataukah peristiwa spiritual? Nah, bertepatan dengan momen peringatan Isra’ Mi’raj ini keluarga besar MYP HS Al-Firdaus mengadakan Pengajian yang membahas tuntas tentang Isra’ Mi’raj dan hikmah yang bisa diambil dari kisah luar biasa tersebut.
Perlu diketahui bahwa kegiatan ini diselenggarakan oleh tim PAI yang bekerjasama dengan OSIS MYP HS Al-Firdaus. Anysa Nayla yang diberikan amanah untuk memandu jalannya pengajian pun membawakan acara dengan sangat baik. Mulai dari pembukaan hingga penutupan.
Ayat suci Al-Qur’an tak lupa untuk dibacakan. Alya Chairunnisa membacakan ayat suci tersebut dengan suara yang merdu. Peserta dalam acara ini sangat kooperatif dengan jumlah 118 partisipan dan terus bertambah ditengah-tengah acara. Hal ini juga didukung oleh pemateri yang membawakan acara yang tidak membosankan, beliau adalah Ustadz Hami Mujadid Irsyad.
Hikmah Peristiwa Isra’ Mi’raj
Seperti yang kita ketahui bahwa Isra’ Mi’raj merupakan salah satu dari ribuan kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya yang selalu diperingati oleh kaum muslim setiap 27 Rajab. Beliau, Ustadz Hami menyebutkan bahwa Isra’ berartikan berjalan di waktu malam dan Mi’raj adalah naik ke langit ketujuh dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Pada peristiwa ini pula munculnya perintah untuk melaksanakan pengabdian kepada Allah SWT, yaitu salat. Peristiwa ini diabadikan oleh Allah SWT di Q.S. Al-Isra’.
Q.S. Al-Isra’ ayat 1 :
“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”
Lalu, apa saja hikmah yang bisa kita ambil pada peristiwa Isra’ Mi’raj yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW?
Perlu diketahui, masjid merupakan rumah umat muslim. Bahwa menuju Allah SWT tidak bisa jauh dengan masjid. Dibuktikan bahwa perjalanan Isra’ Mi’raj ini merupakan perjalanan dari masjid menuju masjid, yaitu Masjidil Haram menuju Masjid Al-Aqsha. Selain menjadi tempat untuk beribadah, masjid juga digunakan sebagai tempat mencari ilmu, menjalin persaudaraan, dan lainnya. Bahkan, pada saat Nabi Adam turun ke bumi pertama kali, ia diperintahkan untuk membangun masjid oleh Allah SWT.
Perjalanan Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan jasmani dan rohani yang membuat gempar masyarakat jahiliyah, mereka tidak percaya. Pasalnya, perjalanan antara Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha membutuhkan waktu satu bulan dan hanya bisa menggunakan unta. Namun, berbeda dengan Nabi Muhammad SAW, yang hanya membutuhkan waktu semalam saja. Pada saat itu, Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan orang pertama yang mempercayai peristiwa tersebut. Hal ini menyangkut dengan keimanan seseorang.
Selanjutnya, peristiwa ini mengajarkan kita agar menyadari bahwa kita merupakan makhluk yang naif, makhluk yang lemah. Hanya Allah SWT lah yang Maha Bisa. Maka dari itu, kita tidak diperkenankan untuk bersikap sombong atau takabur.
Peristiwa ini terjadi dikala nabi sedang berduka cita, disebut sebagai tahun kesedihan (Amul Huzni), akibat satu dan lain hal. Salah satunya adalah meninggalnya istri Nabi Muhammad SAW, Siti Khodijah yang selama hidupnya sangat mendukung dakwah Nabi. Pada saat itu tahun kesedihan itu, Allah SWT menunjukkan keagungannya sehingga Nabi Muhammad SAW merasa tenang.
Perlu diingat bahwa kita boleh saja merasa kehilangan, namun tidak dengan Allah SWT. Kita harus tetap percaya, bahwa Allah selalu ada di sisi kita, apapun keadaannya. Allah SWT akan mengangkat derajat kita apabila kita memiliki iman yang baik juga ilmu yang bermanfaat.