Berdinamika Bersama Al Firdaus World Class Islamic School
(Annaylafayza Azizah Azzahra)
Dalam tulisan ini, saya merangkum berbagai momen–momen menarik selama enam tahun (SMP dan SMA) saya belajar di Al Firdaus. Selain itu, disini saya mencoba membagikan pengalaman, kesan, dan tantangan saya selama belajar di Al Firdaus World Class Islamic School. Meskipun tidak semua dapat saya tuangkan, karena terlalu banyak kesan menarik.
Suasana Kelas
Hal yang menurut saya sangat menarik yaitu Al Firdaus adalah sekolah inklusi di mana saya mendapatkan pengalaman untuk belajar bersama dengan teman–teman berkebutuhan khusus dan regular dalam satu kelas bersama dan tetap kondusif. Bertemu dengan teman–teman berkebutuhan khusus mengajarkan saya bagaimana memahami keunikan teman–teman berkebutuhan khusus dalam berpikir dan berperilaku. Hal itu juga mengajarkan saya bahwa dengan segala keterbatasan yang kami miliki, bukan menjadi penghalang bagi kami untuk dapat berkembang, tentunya dengan dukungan orang–orang terdekat. Keunikan mereka dalam berpikir dan berperilaku mengajarkan saya bagaimana mengahargai perbedaan–perbedaan diantara kami dan membuat kami seperti borderless dalam kegiatan belajar. Pembelajaran di Al Firdaus menurut saya memberikan kesempatan yang sama untuk semua siswa dan siswi untuk berkembang sesuai dengan apa yang menjadi minat masing–masing.
Dalam proses belajar yang telah saya jalani selama enam tahun, saya bertemu dengan guru–guru yang selain memiliki peran sebagai pengajar namun juga sebagai teman untuk mendiskusikan banyak hal, baik itu yang berkaitan dengan materi yang disampaikan atau di luar materi yang disampaikan, namun masih mengandung value yang positif. Meskipun siswa menjadikan guru seperti seorang teman untuk berdiskusi, tentunya kami tetap menunjukkan rasa hormat kami kepada guru–guru. Kegiatan belajar yang berlangsung (terutama ketika saya SMA) tidak semata–mata membuat kami pintar dalam mengerjakan soal–soal, namun mengajarkan kami bagaimana menyelesaikan masalah dengan menggunakan studi kasus yang diambil dari fenomena–fenomena sosial yang ada di sekitar kami. Pada saat itu, kami juga diajarkan untuk mengaitkan pelajaran yang kami dapat di kelas dengan IB Global Contexts. Selain itu, kami juga diajarkan bagaimana menjadi pelajar IB yang baik dengan menerapkan 10 IB Learner Profiles.
Student’s Smart Plan
Ketika saya belajar di Al Firdaus, membuat Student’s Smart Plan menjadi agenda rutin tiap semester untuk siswa menuliskan rencana, target, dan cara mencapainya dengan bimbingan guru dan orang tua. Student’s Smart Plan dijalankan sebagai bekal untuk kami para siswa mampu menyusun rencana, target, dan berkomitmen untuk mencapainya baik ketika kami masih di Al Firdaus maupun ketika kami sudah menempuh jenjang selanjutnya. Student’s Smart Plan ditulis dengan mempertimbangkan beberapa aspek antara lain Academic, Non Academic, Attitude, dan Giving Contribution. Pemetaan tersebut tentunya agar kami para siswa tidak hanya mempertimbangkan target akademik saja namun juga non akademik, sikap, dan pengabdian kepada masyarakat sehingga semuanya menjadi balance. Berdasarkan pengalaman, saya merasa terbantu dengan adanya student’s smart plan karena mendapatkan motivasi untuk mencapai target saya dalam enam bulan kedepan serta menjalankan cara pencapaian yang telah dituliskan dengan step by step.
Pendidikan Karakter dan Nilai Nilai Keislaman
Selama enam tahun saya belajar di Al Firdaus, saya merasakan bahwa penanaman pendidikan karakter serta penanaman nilai nilai keislaman sangat kuat. Dalam proses belajar disana, kami dibimbing dalam penanaman karakter yang baik dan memegang kuat ajaran–ajaran islam dan disesuaikan dengan penerapan IB Learner Profiles. Salah satu proses penanaman pendidikan karakter dan nilai–nilai keislaman terdapat pada momen briefing pagi, biasanya kami berdoa, membaca alquran, dan dilanjutkan dengan Home Room Teacher (HRT) membagikan cerita–cerita yang menarik, atau bahkan memutarkan kami video motivasi.
Ketika saya di kelas 12, briefing pagi lebih banyak diisi dengan informasi-informasi mengenai tes masuk perguruan tinggi, tentunya bu Fat dan bu Mish yang saat itu menjadi HRT kami juga menyampaikan motivasi untuk menambah semangat kami berjuang menghadapi tes masuk PTN. Momen briefing pagi menjadi hal sederhana yang paling dikangenin ketika saya sudah lulus. Pendidikan karakter dan penanaman nilai–nilai keislaman yang ada di Al Firdaus menjadi bekal saya untuk menjalani jenjang yang lebih lanjut ketika saya sudah lulus, contohnya adalah bagaimana saya harus bersikap ketika menghadapi perbedaan antara saya dengan teman-teman kuliah saya yang memang cukup beragam. Tentunya menjadi bekal untuk saya tetap memegang nilai–nilai keislaman dimanapun saya berada.
General Test dan GT Inquiry
Pada masa saya masih belajar di Al Firdaus, menurut saya sistem penilaian tengah semester dan akhir semester cukup unik. Kami menjalani tes dengan mengerjakan sekitar 20 butir soal dengan tipe esai. Sehingga dalam esai tersebut kami tidak hanya mencantumkan jawaban dari teori–teori dalam ilmu pengetahuan yang diajarkan namun juga dikatkan dengan wacana dan studi kasus, dan menurut saya ini sangat menyenangkan. Saat itu, kami juga ada tes inkuiri dimana itu menguji kami dalam menemukan rumusan masalah dan variabel bebas, terikat, dan terkontrol dari sebuah kasus. Sedikit menantang dan rumit, namun itu menjadi bekal saya dalam melakukan penelitian di perguruan tinggi.
Personal Project Exhibition
Ketika saya berada di kelas 10, saat itu saya menghadapi program kegiatan yang tergolong baru. Sebenarnya tidak terlalu baru, karena di jenjang sebelumnya kami sudah terbiasa diajarkan membuat karya tulis ilmiah, namun di kelas 10 kami harus mengubah konsep dalam menulis karya tulis ilmah disesuaikan dengan IB, atau dinamakan personal project.
Dalam personal project kami ditantang untuk menjalankan sebuah penelitian yang nantinya di akhir akan dipamerkan di Personal Project Exhibition. Awalnya memang sedikit kesulitan karena ini konsep baru, namun setelah dijalani terasa mudah dan menyenangkan serta menjadi referensi baru bagi saya untuk merencanakan sebuah penelitian. Saat itu, saya mengangkat tema yang berkaitan dengan musik dan berjudul “Violin: The History and Organology” dan menggunakan personal and cultural expression sebagai global context. Kegiatan ini mengajarkan saya untuk mampu meneliti sesuatu dengan melihat beberapa perspektif, dan mejadi bekal saya saat ini dalam menempuh jenjang pendidikan tinggi dan melakukan penelitian untuk tugas kuliah. Pada hari exhibition, kami merasa tertantang untuk mampu berkomunikasi dengan banyak orang dengan karakter yang berbeda beda dan menjumpai pertanyaan yang cukup kritis dan menguji apakah kami paham dengan yang kami teliti atau tidak, sangat seru.
Hari Menjelang Kelulusan dan Graduation Ceremony
Sejujurnya ini momen momen yang paling berkesan, dimana saya harus mempersiapkan untuk tes masuk perguruan tinggi sedangkan sekolah harus dilakukan secara online. Di samping itu, saya sedikit sedih harus berpisah dengan teman–teman dan guru–guru, apalagi dengan teman–teman dekat saya yang sudah bersama selama enam tahun walaupun sedikit sedih karena kami tidak menjalani hari menjelang kelulusan dengan belajar di kelas melainkan secara online.
Merasa senang karena akan lulus dan mendapatkan pengalaman baru yang lebih menantang, yaitu kuliah, namun juga masih belum ingin berpisah dengan teman–teman, tapi ini adalah sebuah proses dimana saya menjadi lebih profesional dengan memisahkan urusan pertemanan dan pendidikan. Meskipun kami saat ini berpencar untuk menggapai impian masing–masing, bukan berarti komunikasi dan pertemanan kami terputus, karena angkatan sewelas selamanya tetap menjadi teman saya. Bu Fat, Bu Mish, Bu Devi tetap menjadi guru saya.
Cerita yang cukup berkesan yang saya jalani dengan teman–teman adalah ketika kami mengikuti seleksi SNMPTN, dan saya tidak lolos. Namun, Bu Fat, Bu Mish, dan guru–guru lain tetap memotivasi saya untuk tetap semangat berjuang. Begitu juga dengan SBMPTN, pada saat pengumuman status kami sudah bukan siswa Al Firdaus karena itu hari setelah graduation, dan saya juga tidak lolos. Namun Bu Fat, Bu Mish, dan guru-guru lain juga tetap memotivasi meskipun saya dan teman–teman sudah lulus, kekeluargaan ini yang saya suka dari Al Firdaus. Bu Fat dan Bu Mish juga tetap mendampingi kami sampai kami mendapatkan kampus dan membimbing kami untuk mencoba berbagai jalur tes.
Di hari graduation ceremony digelar, yang menarik bagi saya adalah setiap wisudawan diberikan predikat sesuai dengan bidang yang mereka kuasai. Jadi, setiap siswa mendapatkan predikat yang terbaik di bidangnya. Saat itu saya mendapatkan predikat “The Most Talented Violinist”. Hal tersebut tentunya menumbuhkan rasa bangga bagi saya karena diberikan sebuah apresiasi dan memotivasi saya untuk mengembangkan talenta yang saya miliki. Pada hari itu saya dan teman-teman saya berbahagia dan mengabadikan momen–momen ini dan akan saya ingat sampai nanti.
Penutup, Harapan dan Pesan–Pesan
Enam tahun yang jalani di Al Firdaus mengandung banyak momen–momen yang tidak semua bisa saya tuliskan disini. Namun, yang harus diketahui adalah semua momen di Al Firdaus sangat berkesan. Semoga cerita yang saya bagikan dapat memberikan kesan baik untuk para pembaca. Harapan saya untuk Al Firdaus adalah terus berkembang menjadi yayasan pendidikan yang memajukan negeri dan berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pesan–pesan saya untuk adik kelas adalah tetap semangat belajar dan jangan meninggalkan salat. Manfaatkan waktu yang ada untuk berteman sebaik–baiknya, karena nanti kalau sudah lulus akan kangen. Di mana pun adik–adik berada, saya harap kalian tetap menjunjung tinggi nilai–nilai keislaman dan karakter yang mulia serta dapat menjadi contoh bagi masyarakat.