Al Firdausku Tercinta
(Hamid Zakaria Hasani -Grade 4 PYP Al Firdaus)
Setiap menyebut nama Al Firdaus, pikiranku melayang ke surga tertinggi yang disebut dalam Alquran. Aku dan semua tentu saja merindukannya dan ingin bisa memiliki tempat kembali sebaik Surga Firdaus. Tapi kini sekolah Al Firdausku telah mampu menggambarkan surga itu dan ia ada di dunia. Al Firdaus selalu mampu membahagiakanku.
Selain selalu membuatku bahagia, Al Firdaus sudah mendidikku banyak ilmu pengetahuan sejak kecil. Dulu awal masuk sekolah ini, aku adalah anak yang memiliki banyak kekurangan. Aku belum bisa berjalan dengan seimbang, aku pun bahkan belum bisa bicara. Saat lahir aku adalah anak yang punya banyak masalah. Aku harus dirawat di rumah sakit sebulan penuh. Ketika usia dua tahun, masa aku harus sekolah, aku masih banyak kekurangan. Untuk dapat berjalan dan bicara dulu aku dilatih dibeberapa tempat latihan seperti di Puspa juga di rumah. Puspa adalah tempat melatih anak-anak yang memiliki kekurangan sepertiku.
Di antara banyak tempat pelatihan, Puspa adalah tempat yang paling aku suka dan sangat berkesan sampai sekarang. Di Puspa aku tidak pernah dipaksa. Di Puspa aku jarang dibuat menangis. Puspa juga banyak mainannya. Yang terpenting pengajar di Puspa sabar dan baik denganku. Satu nama yang masih aku ingat betul adalah Ibu Mentari. Bagai mentari, beliau melatihku dengan sabar dan sayang. Seperti kartu provider lain, mentari dapat mengantarkanku sampai pada signal bicara.
Aku sayang beliau, seperti juga aku sayang pelatih-pelatih yang lain yang sudah mengajariku berjalan dan bicara. Jika anak lain berjalan dan bicara bisa langsung tanpa guru, saat itu aku butuh guru. Tapi aku tetap bersyukur dengan itu, karena aku bisa mensyukuri kondisiku saat ini. Dulu aku disabilitas kini aku sayang pada teman-temanku yang memiliki disabilitas. Sekolah di Al Firdaus membuatku bisa berkumpul dengan teman ABK.
Sejak di TPP Al Firdaus, aku suka bercerita. Aku ingin bisa mendongeng seperti guru-guruku yang pandai bercerita. Pada usia empat tahun, saat aku baru mulai bisa bicara, aku diajak untuk ikut lomba. Aku suka sekali. Hanya dengan latihan beberapa kali, aku berani maju ikut lomba bercerita. Saat itu umi dan semua menangis karena terharu mengingat aku dulu bisa bicaranya terlambat. Alhamdulillah, saaat itu aku bisa juara ke dua di antara sekian banyak anak yang ikut berpartisipasi dalam lomba tersebut.
TPP Al Firdaus selalu mengadakan gelar seni setiap tahunnya. Biasanya anak-anak tampil dengan segala kemampuannya. Saat ini semua anak dari tiap kelas akan tampil dengan hobinya masing-masing. Aku yang berminat sekali pada stand-up comedy. Aku suka stand-up comedy karena lewat acara ini aku bisa membahagiakan semua orang.
Saat itu aku dilatih oleh guru-guru untuk bisa tampil maksimal. Latihannya lama, tak jarang aku sampai lelah. Tapi untuk bisa tampil bagus memang harus berjuang. Saat itu aku dilatih Bunda Novi dan Yahanda Boni. Aku dengan beberapa teman menjadi MC. Jangan heran ya semua panitia di acara ini dipegang oleh anak-anak. MC yang aku bawakan tidak sekedar jadi MC biasa tapi MC yang dikemas dengan stand-up comedy. Aku bahagia sekali dapat kesempatan ini.
Saat hari pentas, aku sempat panik, bagaimana tidak? Panggung di gedung ini besar sekali. Panggungnya berada di tengah-tengah. Seputar panggung berisi kursi yang banyak dan diisi oleh para orang tua. Semua menghadap ke panggung besar ini. Pertama berjalan ke panggung tubuhku bergetar, tapi begitu sudah mulai lancarlah bahasaku.
Baru satu kalimat aku bicara, semua orang tertawa dan bertepuk tangan. Artinya aku mampu membuat mereka tertawa. Aku semakin percaya diri dan bicaraku jadi semakin lantang. Sampai di akhir pentas aku menikmati sekali. Hilang semua rasa takut yang bersarang di tubuhku. Itu semua berkat didikan guru-guru hebat yang ada di Al Firdaus.
Setelah acara tersebut, bakatku semakin diasah. Aku pernah menjadi MC dengan Ust. Yayas dan Ust. Nurudin pada sebuah acara. Saat itu kami pun bisa membuat penonton tertawa. memang kedua guru ini adalah guru yang pandai membuat orang tersenyum. Bekal ini membuatku semakin yakin dengan bakal ini.
Belum selesai belajar dari para guru, pandemi covid-19 datang. Sekolah tutup, artinya bakatku juga tidak bisa dikembangkan. Aku sedih. Tapi abi dan umi tidak mendiamkan kondisi ini. Aku diberi kegiatan berupa kursus mendongeng dan menulis cerita fabel. Lewat acara ini aku menjadi punya buku tentang fabel dan ada video dongeng binatang yang aku cipta sendiri.
Menunggu pandemi covid-19 berakhir baru berkarya bukan sifatku. Kata para guru aku tidak boleh kalah dengan covid-19. Akhirnya aku ikuti beberapa lomba online. Tidak selalu jadi pemenang memang, tapi aku jadi semangat dan lupa lah kesedihan karena belum bisa bersekolah. Ust. Tyo dan Ust. Syam yang biasa melatihku sebelum tampil. Ust. Tyo melatih bahasa Inggris dan gaya saat tampil dan Ust. Syam melatih musik.
Saat ini aku lebih sering mengikuti acara-acara online, baik berupa kursus atau pelatihan maupun lomba-lomba online. Semua itu juga ikut mendidik budi pekertiku. Aku kini semakin berani dan percaya diri menampilkan yang aku ingin tampilkan. Aku belajar tentang sopan, berjuang dan berlatih lewat hobi ini. Selain itu aku juga jadi suka mengembangkan kemampuanku di mengarang puisi dan cerpen. Ini juga merupakan hobi yang aku suka.
Kini bakat yang juga baru aku kembangkan adalah memberi ceramah atau nasehat. Biasanya aku ceramah disertai dengan bercerita. Aku juga suka membuat alat peraga saat aku berceramah. cara membuatnya adalah aku cari gambar-gambar di internet. Kemudian aku print dan gunting. Agar bisa tebal kita lapisi dengan kardus. Setelah itu aku buat alat untuk memegang alat peraga itu. Kini alat peragaku sudah semakin banyak. Aku kumpulkan dalam lemari bukuku.
Masih ada mimpi yang aku inginkan. Aku ingin bisa paham semua pelajaran. Aku ingin bisa menjawab semua pertanyaan guru. Dengan bisa mengerti semua pelajaran aku bisa mengajari teman-temanku ilmu ini. Aku ingin bisa berguna untuk semua orang.
Satu lagi cerita. ada satu pelajaran sekolah yang aku suka. Pelajaran tersebut adalah tahfidz alquran. Aku ingin bisa menghafal alquran, untuk itu aku sering mengulang-ulang alquran baik di sekolah maupun di rumah. Baik online maupun offline. Alhamdulillaah, aku kemarin sudah selesai juz 30. Semoga bisa nambah kembali. Aku ingin bisa membanggakan Al Firdaus yang sudah banyak berjasa padaku.
Itu cerita tentang Al Firdaus yang aku cintai. Jika tidak kenal maka tidak sayang. Maka aku ajak semua mencintai Al Firdaus lewat cerita yang aku sampaikan ini. Mari gabung di Al Firdaus. Aku tunggu, kita buat cerita baru yang penuh tantangan.